Kabupaten Sumbawa memiliki slogan daerah SABALONG SAMALEWA yang artinya membangun secara seimbang dan serasi antara pembangunan fisik material dengan mental spiritual (dunia dan akhirat). Slogan ini menjadi ruh masyarakat Sumbawa dalam kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan birokrasi di daerah ini. Penciptaan iklim birokrasi yang bersih dari praktek korupsi dan praktek negatif lainnya mendapat perhatian khusus dari pimpinan di daerah ini. Hal ini juga tercermin dari Pidato Bupati Sumbawa, Husni Djibril di hadapan hadirin kegiatan Rapat Koordinasi sekaligus Penandatangan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTB di Aula Kantor Bupati pada Selasa (30/4) lalu.
Berbicara dihadapan para Perangkat Daerah, Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa serta unsur Forkopimda Kabupaten Sumbawa, dengan tegas beliau menyatakan “saya tidak ingin dengan tangan saya ini kemudian memecat Kepala Desa karena lalai terhadap penggunaan APBDes nya”. Hal ini beliau tegaskan untuk mengingatkan agar semua Kepala Desa lebih berhati-hati dan tidak menganggap remeh urusan penggunaan Dana Desa yang mereka kelola. Seperti diketahui, tahun 2019 ini Kabupaten Sumbawa mendapat alokasi Dana Desa 144,05 Milyar. Dana ini diperuntukkan untuk 157 Desa yang ada di daerah ini. Selain Dana Desa tentunya Kabupaten Sumbawa juga mendapat Dana Transfer lainnya hingga mencapai jumlah total kurang lebih 1,4 Triliun. Dengan jumlah besaran dana ini tak berlebihan kiranya Bupati berpesan dengan nada tegas kepada seluruh Perangkat Daerah di Kabupaten Sumbawa. Pada kesempatan pidatonya, Bupati juga meminta kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTB, Syarwan, untuk menjelaskan segala sesuatu terkait pengelolaan dan penggunaan Dana Desa agar semua pihak menjadi jelas dan benar-benar memahami aturan main pengelolaan dana ini.
Dalam kesempatan memberikan materi selepas Penandatanganan Nota Kesepahaman, Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTB menyampaikan di hadapan para hadirin sekilas tentang tugas dan fungsi Kanwil Perbendaharaan dan KPPN di daerah. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat juga mengerti peranan institusi ini dalam mengembangkan ekonomi daerah. Apalagi salah satu output dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan adalah penyusunan Kajian Fiskal Regional yang tentu saja berisi potret dan analisis perekonomian suatu daerah. Kajian ini sangat bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan dan pengembangan potensi perekonomian di daerah oleh para pimpinan daerah seperti Gubernur/Bupati/Walikota. Inilah salah satu pertimbangan pembuatan Nota Kesepahaman antara Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTB dengan seluruh Pemerintah Daerah di Provinsi ini agar pertukaran dan perluasan akses data baik APBN maupun APBD yang dikelola masing-masing instansi mampu menghasilkan Kajian yang lebih berkualitas.
Selanjutnya untuk merespon permintaan dari bupati agar para hadirin mendapat penjelasan yang cukup terkait Dana Transfer ke Daerah khususnya DAK Fisik dan Dana Desa, Syarwan juga mengingatkan pentingnya agar pihak Pemerintah Kabupaten sebagai eksekutor awal penyaluran dana tersebut agar lebih memperhatikan aturan-aturan terkait norma waktu dari setiap tahapan penyaluran dana. “telat satu hari tidak cair dan tidak ada dispensasi” tegasnya. “karena setelah ada dispensasi pada molor semua” lanjutnya. “ Mari kita disiplin bersama untuk penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa ini ”tutupnya.
Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi NTB dan khususnya di Kabupaten Sumbawa juga menjadi sorotan Syarwan. Meskipun angka Debitur KUR di tahun 2018 untuk Kabupaten Sumbawa masih cukup tinggi dibanding Kabupaten lain di Provinsi NTB yakni 18.238 debitur namun rata-rata pinjaman perdebitur dengan nilai sekitar 23 juta rupiah belum menunjukkan angka yang menggembirakan.
Belum maksimalnya pemanfaatan program ini oleh masyarakat sangat disayangkan karena hal ini tentu saja akan membuat tujuan pemerintah untuk membuat para pemilik usaha kecil semakin “berdaya” sulit tercapai. “Para Kepala Desa silakan diinventarisir masyarakatnya yang berpotensi untuk mendapatkan KUR dan demikian juga untuk program UMi yakni Kredit yang khusus menyasar emak-emak, jika banyak yang berminat nanti tolong dikumpulkan dan nantinya kami siap membantu memfasilitasi sosialisasi terkait program-program tersebut dengan mendatangkan narasumber dari Jakarta” janji beliau. (ben).