Release 29 November 2022
Tantangan perekonomian dan keuangan di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2022 sudah berubah, dari sebelumnya menghadapi Pandemi COVID-19, tahun ini beralih ke ancaman ekonomi global seiring semakin terkendalinya COVID-19. Kondisi geopolitik yang meningkat menyebabkan harga beberapa komoditas meningkat, termasuk energi dan pangan sehingga mempengaruhi tingkat inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan juga Neraca Ekspor Impor.

Dari sisi Pemerintah, kondisi tidak stabil yang disebabkan oleh pandemi dan geopolitik direspon melalui kebijakan yang didanai oleh APBN dan APBD.
Dalam pelaksanaan APBN, Pendapatan yang telah terealisasi adalah senilai Rp. 3,67T atau sekitar 79,73% dari pagu yang telah ditetapkan. Dari sisi Belanja, telah terealisasi sebesar 78,41% dari pagu, dengan nilai sebesar Rp. 18,05T. Dana Transfer ke Daerah, Belanja Pegawai dan dan Belanja barang menjadi komponen belanja terbesar yang ada. Pada bulan Oktober ini, APBN di Sulawesi Utara telah defisit sebesar Rp. 14,38T.
